Ada sebuah kaedah fiqih yang menyatakan المشقة تجلب التيسير yang artinya kesulitan akan mendorong kemudahan [1]. Beranjak dari kondisi...
Ada sebuah kaedah fiqih yang menyatakan المشقة تجلب التيسير yang artinya kesulitan akan mendorong kemudahan [1]. Beranjak dari kondisi yang terbatas, maka akan lahir ide-ide inovatif demi mengatasi kesulitan yang ada. Dasar kaedah ini salah satunya mengacu pada surat al-Baqarah ayat 185. "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu" (QS. al-Baqarah : 185).
Melihat realita yang terjadi di lapangan, kesulitan dimata sebagian orang dipandang bukanlah hal yang menyebabkan patah semangat, bahkan kesulitan tersebut dianggap sebagai pemantik yang telah mendorong manusia untuk mencapai berbagai kemudahan dengan terus mencari inovasi baru. Ada sebuah kisah menarik dibalik penemuan teknologi "Teknik Sosrobahu" [2]. Teknologi ini merupakan teknik konstruksi yang digunakan pada pembangunan jalan layang yang ditemukan oleh Ir. Tjokorda Raka Sukawati. Dengan teknik ini, lengan jalan layang diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya, dan kemudian diputar 90° sehingga pembangunannya tidak mengganggu arus lalu lintas di jalanan di bawahnya.
Hadirnya teknologi tersebut berangkat dari permasalahan yang dialami oleh PT. Hutama Karya ketika membangun jalan layang di atas jalan by pass A. Yani, di mana pembangunannya harus memastikan bahwa jalan itu harus tetap berfungsi. Sebab jika pembangunan dilakukakn dengan cara konvensional, yang dilakukan adalah memasang besi penyangga (bekesting) di bawah bentangan lengan jalan layang, tetapi bekesting itu akan menyumbat jalan raya di bawahnya sehingga bakal timbul kemacetan lalu lintas. Cara lain adalah dengan bekesting gantung tetapi membutuhkan biaya lebih mahal. Di tengah masalah itu, Ir. Tjokorda Raka Sukawati mengajukan gagasan dengan membangun tiangnya dulu dan kemudian mengecor lengannya dalam posisi sejajar dengan jalur hijau, setelah itu diputar membentuk bahu. Hanya saja kendalanya adalah bagaimana cara memutarnya karena lengan itu nantinya seberat 480 ton.
Singkat cerita, terispirasi dari dongkrak hidroulik mobil, beliau gunakan konsep hidroulik sebagai solusi untuk memutar lengan beton tadi. Pada tanggal 27 Juli 1988 pukul 10 malam waktu setempat (Jakarta), pompa hidraulik dioperasikan hingga titik tekan 78 kg/cm2. Lengan beton raksasa itu, dengan dorongan ringan sedikit saja berhasil berputar 90 derajat sesuai dengan rencana.
Temuan Tjokorda digunakan insinyur Amerika Serikat dalam membangun jembatan di Seattle. Mereka bahkan patuh pada tekanan minyak 78 kg/cm2 yang menurut Tjokorda adalah misteri ketika menemukan alat LBPH Sosrobahu itu. Tjokorda kemudian membangun laboratorium sendiri dan melakukan penelitian dan hasilnya berupa perhitungan susulan dengan angka teknis tekanan 78,05 kg/cm2, nyaris persis sama dengan angka wangsit yang diperolehnya sebelum itu.
Hak paten Sosrobahu
Pemerintah Jepang, Malaysia, Filipina. Dari Indonesia, Dirjen Hak Cipta Paten dan Merek mengeluarkan patennya pada tahun 1995 sedangkan Jepang memberinya pada tahun 1992. Saat ini teknologi Sosrobahu sudah diekspor ke Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura.
Teknologi Sosrobahu ini dikembangkan menjadi versi ke-2. Bila pada versi pertama memakai angker (jangkar) baja yang disusupkan ke beton, versi keduanya hanya memasang kupingan yang berlubang di tengah. Lebih sederhana dan bahkan hanya memerlukan waktu kurang lebih 45 menit dibandingkan dengan yang pertama membutuhkan waktu dua hari. Dalam hitungan eksak, konstruksi Sosrobahu akan bertahan hingga 100 tahun (1 abad).
Tuhan menghadirkan masalah agar manusia bisa belajar dan menjadi lebih baik. Sementara terus menerus berada pada zona aman hanya akan membuat kita terlena dengan kenyamanan sehingga tidak siap ketika menghadapi masalah."Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. " (QS. al-Asrah : 5-6)
Rujukan
[1] Formulasi Nalar Fiqih-Telaah Kaedah Fiqih Konseptual, hlm. 173
[2] Wikipedia, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Sosrobahu