Saat musibah Tsunami menerjang Aceh pada tahun 2004 silam, seluruh bangunan yang berada di dekat garis pantai umumnya hancur luluh beranta...
Saat musibah Tsunami menerjang Aceh pada tahun 2004 silam, seluruh bangunan yang berada di dekat garis pantai umumnya hancur luluh berantakan, namun bangunan mesjid masih berdiri kokoh seolah-olah tsunami menghindari untuk menerjangnya. Mungkin, secara struktural karena bangunan mesjid lebih banyak terdiri dari kolom-kolom yang kokoh dan umumnya minim dinding sehingga beban yang diterima lebih sedikit, akan tetapi terlepas dari itu semua tentu saja Allah Ta'ala yang menyelamatkanya sehingga masih bisa berdiri dengan kokoh.
Desain Mesjid
Mesjid-mesjid yang dibangun pada masa Turki Usmani umumnya mempunyai dimensi kubah yang luas dan banyak memakai garis-garis lengkung. Taj Mahal juga banyak menggunakan garis-garis lengkung.Dari hasil analisa bangunan, Tajmahal memenuhi kaidah irisan emas terhadap seluruh bentuk-bentuknya.
|
Golden Section pada Taj-Mahal, Source : archgeom.blogspot.com |
Mengacu pada konsep Taj-Mahal, desain perluas Mesjid Lampisang juga akan mengaplikasikan bentuk-bentuk yang ada pada Taj-Mahal. Sebelumnya, mesjid Lampisang yang terletak di Seulimum Aceh Besar awalnya berukuran 14 x 20 m yang hanya mampu menampung sekitar 350 orang jamaah, seiring berkembangnya jumlah penduduk daya tampung mesjid juga semakin berkurang sehingga direncanakan perluasan dengan menambah lebar 4 meter disetiap bagiannya, sehingga dengan demikian ukuran mesjid menjadi 22 x 28 m yang mampu menampung sekitar 800 jamaah. Karena ini adalah rehabilitasi, konsep perencanaan tetap mengacu pada denah dasar demi mempertahankan struktur awal bangunan, sehingga tidak terlalu banyak bagian yang perlu dibongkar. Berikut ini adalah konsep desain mesjid tersebut:
|
Bangunan Eksisting |
|
Lokasi Mesjid Lampisang |
|
Layout Lokasi |
|
Tampak Depan dengan Konsep Taj-Mahal |
|
Isometrik |
|
Tampak Depan |
|
Tampak Samping Kanan |