Membangun rumah sederhana ternyata tidak sesederhana namanya, bila bangunan yang kita bangun ingin tahan terhadap gempa, ujar Jhonny R...
Membangun rumah sederhana ternyata tidak sesederhana namanya, bila bangunan yang kita bangun ingin tahan terhadap gempa, ujar Jhonny Rakhman peneliti bidang struktur dan konstruksi di Puslitbangkim, banyak kaidah-kaidah yang harus dipatuhi dalam pembangunan rumah, untuk itu bila tidak mau repot pakai saja teknologi Risha hasil temuan Puslitbangkim, demikian ungkapnya disela-sela kesibukan pengujian struktur di laboratorium. Ya teknologi memang diciptakan untuk memudahkan manusia hidup.
Risha adalah kepanjangan dari Rumah Instan Sederhana Sehat, yaitu suatu teknologi konstruksi baru yang dipatenkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Departemen Pekerjaan Umum. Risha merupakan teknologi cepat bangun yang bersifat bongkar pasang (knock down), proses pembangunannya sederhana dan sangat cepat, untuk tipe 36 m2 anda hanya perlu 2 hari untuk mendirikannya, dan bila sudah bosan dengan disain bangunannya, kelak dapat diubah tanpa harus menggati komponen-komponenya.
Teknologi ini selain menawarkan kecepatan dalam proses pembangunannya, juga mampu menyerap tenaga kerja dan membuka lapangan pekerjaan disektor industri komponen bahan bangunan, terbukti di Aceh pasca Tsunami, saat ini sudah 16 industri dan menyerap lebih dari 7000 tenaga kerja lokal sudah mengerjakan Risha. Teknologi tepat guna yang digali dari konsep LEGO oleh Arief Sabaruddin, telah diuji terhadap ketahanan gempa di Laboratorium Struktur dan Konstruksi Puslitbangkim. “Waktu gempa di Aceh setahun setelah tsunami rumah tidak rusak. Padahal, skala gempa mendekati enam,” ungkapnya. Seluruh bagian rumah diproduksi secara presisi di work shop sebelum dipasang (prefabrication). Karena itu pemasangan bisa cepat, rapi, dan murah (tanpa pembengkakan biaya dan material sisa).
Pemasangan dengan sistem knock down diikat dengan mur-baut. Pemasangan tidak butuh tenaga ahli. Dengan buku manual tukang biasa pun bisa melakukannya. Rumah memakai tiga komponen panel beton sebagai elemen struktur. Dengan tiga komponen tersebut dapat membetuk struktur mulai dari pondasi, sloof, kolom, balok, dan kuda-kuda, bahkan panel struktur itu dapat berfungsi sebagai tiang pagar, drainase, carport, dan tangga (optional). “Bila ada panel yang rusak bagian yang rusak bisa diganti secara parsial seperti suku cadang mobil,” ujarnya.
Sementara dinding pengisi, penutup lantai dan atap, pintu dan jendela disesuaikan dengan permintaan. Peminat tinggal membawa desain rumah atau bisa juga minta didesainkan. Lahan yang hendak dibangun dalam kondisi matang dengan luas minimal 60 m2. Melalui komponen-komponennya, modul ruang yang dapat dibentuk adalah 1.80 x 180; 1.80 x 3.00; 3.00 x 3.00; untuk bangunan dua lantai dan 3.00 x 4.20 untuk bangunan satu lantai, tidak ada batasan luas bangunan, pengembangan luas bangunan berdasarkan kelipatan 9 m2. Bentuk rumah bisa satu lantai, dua lantai, split level, atau rumah panggung. Meskipun teknologinya sederhana, rumah ini layak untuk kalangan menengah. Tinggal menyesuaikan bahan dan finishing-nya. Gaya arsitekturnya bisa apa saja, termasuk gaya tradisional atau minimalis yang sedang digandrungi. “Risha dicetuskan untuk percepatan penyediaan perumahan berkaitan dengan Gerakan Nasional Pengembangan Satu Juta Rumah,” katanya.
Dikutip dari : ariefsabaruddin.wordpress.com
Dikutip dari : ariefsabaruddin.wordpress.com